Quantcast
Channel: LensaIndonesia » MAKALAH
Viewing all articles
Browse latest Browse all 34

Malam Nanti, Difabel dan Kebijakan Publik Didiskusikan di Salihara

$
0
0

LENSAINDONESIA.COM: Bagaimana konsepsi difabel dalam masyarakat dan bagaimana dampak konsepsi tersebut dalam kebijakan publik? Persoalan ini akan dibahas dalam diskusi “Yang ‘Normal’, Yang Terabai” di Serambi Salihara, Jakarta, Rabu malam (11/7/12) nanti.

Diskusi ini menampilkan pembicara Irwanto, pendiri Kajian Pusat Disabilitas Universitas Indonesia, Depok, dan Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta. Juga Slamet Thohari, dosen FISIP dan Sekretaris Pusat Studi dan Layanan Disabilitas, Universitas Brawijaya, Malang.
Moderator, Jonna Damanik (Majalah Diffa).

Masyarakat Jawa melihat difabel sebagai orang sakti dan mempunyai kekuatan yang mesti diapresiasi. Sementara Islam cenderung menanggap difabel sebagai objek yang mesti dikasihani. Pandangan ini kemudian diperparah lagi dengan hadirnya kolonialisme yang memperkenalkan dunia medis, hingga difabel dianggap sebagai orang sakit yang berdampak pada segregasi dan pelembagaan difabel. Pada 1990-an pandangan baru muncul di Indonesia, khususnya Yogyakarta, yaitu yang menilai kecacatan sebagai “konstruksi sosial” dan urusan difabel adalah urusan hak asasi manusia. Pandangan ini kemudian berkontestasi dan memberi dampak dalam berbagai kebijakan pemerintah.

Dalam diskusi ini akan disediakan penerjemah bahasa isyarat dari GERKATIN (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia), selain itu ada juga sumbangan majalah dari Majalah Diffa dan pemutaran video. @LI04

alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscriptlensaindonesia.com/thumb/350-630-1/uploads--1--2012--07--difabel-blog.jpg" align="left" hspace="10" /> alexa ComScore Quantcast Google Analytics NOscript

Viewing all articles
Browse latest Browse all 34

Trending Articles